Thursday, July 23, 2015
Anomali Satu Pekan: Jayakarta Merindu Uluwatu
Pucat pasi purnama basi di atas Jakarta
merutuk lesu dibangunkan pagi
yang terjaga sejak dini hari oleh semesta
Manyun pula roda roda tua
memulai lagi hari menghembus asap ibu kota
ratapnya mengingat senja serba kelabu
rayuan nanar lambaian nyiur uluwatu
babak belur pundak dahulu
harga mati tuk kembali ke masa itu
"Jayakarta libur tak perlu!"
sanggah ibu yang timangannya lebih kejam dari ibu tiri itu
-Kamis-
Tuesday, July 21, 2015
Anomali Satu Pekan: Janur Pujaan Kelasa
Kelasa merah merona
terbentang pasrah hingga gerah ia melirik senyum mu
yang malam itu sedang meranum
janur menguning kering
malunya ia tersipu hingga tertunduk hening
beberapa pasang mata masih saja sibuk mencari perkara
menutupi iri dari balik bilik bilik mesra
bergosip iri mencari caci maki
akan paras mu yang bersolek sederhana
namun sempurna
"baguslah! senyap saja kau dahulu sampai detik pesta berlalu"
ujar batin yang mulai berandai andai
nampaknya sedikit merasa lebih pandai
dari nalar yang entah kenapa malam itu kurang bersorak sorai
-Selasa-
Monday, July 20, 2015
Anomali Satu pekan: Pinangan dari hujan
Sedari sore langit tak kunjung diam
tak pula terima diselimuti hangat gulita malam
Gemuruhnya merutuk sakit,
Gemuruhnya merutuk sakit,
mengusik gulita yang perlahan mulai menahan kantuk sedkit demi sedikit
Utusan langit paling setia pun diturunkan
Utusan langit paling setia pun diturunkan
perlahan derainya menyampaikan tetes demi tetes pesan kerinduan langit pada bentala
Bentala berguncang girang
menyerap rintik rintik kerinduan hingga akhirnya tersadarkan
hujan tak hanya menyampaikan kerinduan langit malam itu
namun juga kerisauan langit yang ingin meminang bentala pekan depan
-Senin-
Subscribe to:
Posts (Atom)