mereka hidup
bernafas menghirup sunyi
dari sela sela sempit kerumunan miskin kata kata
bercakap cakap
dalam bahasa yang tidak pernah kita kuasai
berbisik
pada frekuensi yang tidak dapat kita dengar
seperti perihal tangan-tangan kanan yang lunglai
memelas halus pada barisan gagang genggaman
untuk dipangkul diam diam
pasalnya tidak enakan dengan tangan-tangan kiri
yang masih lembur terjuntai menggenggam tas hitam
berisi penuh arsip arsip mimpi
yang belum sempat ditiduri tadi malam
bangku kosong di antara dua orang asing yang menolak untuk diduduki
congkak sendiri di bawah redup lampu gerbong kereta malam
yang mulai sayup menahan kantuk
berharap sampai stasiun berikut bisa turut ikut seduh kopi hangat barang kondektur
Namun apa boleh dikata
yamanote tidak punya jalur keluar
bagi jejeran gerbong-gerbong malam tanpa cerita
bisu memutari Tokyo yang malam ini
lemburnya larut sekali