Thursday, May 11, 2017

24 Jam


Malam mulai terkumpul ke dasar cangkir
Lelah yang jatuh di mata, perlahan turun ke perut
Angka 24 sakral berbinar di setiap sudut
 
"Satu mangkuk tengah malam porsi besarnya. Minumnya pukul satu dini hari saja, saya belum mau mabuk. Masih mau coba keliling cari penumpang", pesanan dari seorang supir taksi lanjut usia yang duduk di bangku deret dekat kasir.
 
Di meja untuk empat orang, duduk hanya seorang Karyawan kantoran yang pulang lembur hampir setiap malam. Menegak segelas besar pukul dua dini hari, tanpa melahap habis satu set pukul sebelas malam yang sudah terhidang duluan.
 
"Satu set pukul dua lewat Lima belas dini hari. Secangkir hangat pukul enam pagi. Barang antaran hari ini masih belum sampai setengah jalan ke tempat tujuan", gelisah seorang supir truk di tepi meja panjang.
 
Menuju pintu keluar, seorang gadis yang dibaluti piyama tidur menenteng pulang satu porsi waktu tidurnya yang terbungkus rapi dan hangat dalam kantong plastik berlabel "9 jam".
 
"mau pesan apa?"
"Pesan yang biasanya" tanpa melihat hidangan dalam daftar menu, seorang yang belum ingin bergegas bertemu pagi, memesan malam satu porsi penuh di atas nampan.

-ditulis dini hari saat perkara perut lebih penting dari mata yang akut mengantuk-