Gelap rapi memangkas rindang dalam sekejap
sudut demi sudut
hingga musim gugur
sempurna mengambil wujud
Telinga yang tersumbat rasa sungkan
tak kunjung berkenalan dengan petikan gitar musisi
yang selepas dari petang melantun tembang
tanpa menerima sepeser pun basa basi
Separuh bulan
tenggelam ke dasar kolam
kata demi kata
mulai gugur ke tepian
bersama kontemplasi setengah utuh
dari sepenggal puisi yang urung tersentuh
Di bawah redup lampu taman
secangkir kopi yang diracik tanpa percakapan
tak mampu menghangatkan musim
dan dingin kota yang semakin asing.
No comments:
Post a Comment