Tuesday, August 1, 2017

Epilog: Matogahama dan Bulan Juli



Di petang itu

laut pasang tak sabaran mengecup bibir pantai

Terlantar oleh angin asin yang berhembus tipis tipis,

seketika kepakan sayap camar memelan di atas langit.

di bawahnya berkumpul kerumunan janji akan pertemuan

ada yang bertemu diam diam

diam diam ada yang kebetulan dipertemukan.

Meski kebetulan, belum tentu menjanjikan.


Di lantunan musim panas itu

mengucur alunan dari pori pori sepasang telapak tangan
 
pada tiap tepukan

pada tiap hentakan

berusaha bertemu

pada satu tempo yang sama di penghujung tiap bait nya

"Yosa Kora sai! sai!"

"Yosa Kora sai! sai!"

"Aryasa! Aryasa!"

beberapa pasang telinga,

berusaha menerka makna.


Langit panggungnya

ketika setiap pandangan

terlempar jauh ke atas laut malam

di bawah nya

sepasang bola mata

masih mencoba memahami rangkaian kebetulan.

sembari mencuri curi kesempatan,

mengabadikan kesementaraan.


No comments:

Post a Comment